Minggu, Januari 08, 2012

Polisi dan pemanfaatan teknologi


Sejarah panjang telah membentuk kepolisian Indonesia menjadi Polri seperti yang kita lihat saat ini. Polri telah terbukti mampu menjadi salah satu pilar penegak keamanan yang turut mengantar pembangunan Bangsa dan Negara menjadi seperti sekarang ini. Polri terus berupaya untuk dapat memperbaiki kinerjanya. Selain itu juga karena Polri menyadari jika belum mampu sepenuhnya menjawab tuntutan dari masyarakat yang menginginkan peningkatan pelayanan yang cepat dari Polri, untuk mengimbangi pembangunan yang semakin berkembang. Namun kemampuan Polri sampai saat ini di nilai oleh masyarakat belum banyak berkembang, masih banyak celaan,cemoohan, tudingan bahwa Polri belum dapat bertindak profesional. Polri sebagai aparat penegak hukum yang banyak menangani permasalahan publik di Indonesia, di tuntut pula untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang semakin berkembang agar dapat memberikan pelayanan dan pengayoman yang lebih baik lagi kepada masyarakat. Sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dalam pelaksanaan tugasnya, Polri harus dapat bergerak cepat dan terarah dalam melaksanakan tugas-tugas kepolisian.
Pembangunan nasional Indonesia secara umum telah menciptakan kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Sebagai indikator keberhasilan pembangunan nasional tersebut antara lain adalah perkembangan teknologi yang cepat terutama di sector komunikasi. Teknologi komunikasi sebagai faktor terpenting dalam kehidupan masyarakat saat ini, menuntut setiap lini dalam kehidupan dapat memanfaatkannya guna kepentingan kegiatan di dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat modern yang di dukung dengan semakin berkembangnya teknologi, menuntut Polri untuk juga dapat menguasainya sehingga dapat mengimbangi laju perkembangan modernisasi masyarakat. Teknologi yang penting salah satunya adalah teknologi komunikasi.
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Menurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya “otak reptil” menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain “tingkat tinggi”.
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, lisan, “gesture” dan ”broadcasting”. Komunikasi dapat berupa intekaktif, transaktif, betujuan atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dewasa ini komunikasi menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia zaman sekarang. Bahkan dapat dikatakan, seluruh aspek kehidupan seperti bidang sosial, politik, dan ekonomi, telah bersentuhan dengan teknologi. Dalam bidang sosial, teknologi telah mempercepat terjadinya komunikasi dan mampu mempererat hubungan manusia dari berbagai belahan dunia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini yang semakin pesat menjadikan setiap organisasi harus mampu beradaptasi dengan penggunaan teknologi modern, tidak terkecuali di organisasi kepolisian. Meningkatnya jumlah tindak kejahatan yang menggunakan peralatan modern, juga harus disiasati dengan penggunaan alat bantu kerja yang berbasis pada penerapan teknologi.
Seiring kebutuhan dan tuntutan tugas Polri yang semakin meningkat tidak cukup hanya ditunjang oleh kemampuan personel melainkan juga harus didukung oleh penggunaan alat bantu dengan teknologi  modern yang dapat membantu mempermudah penyelesaian kasus. Organisasi pada dasarnya memiliki sumberdaya, mencakup sumberdaya manusia, anggaran, sarana dan prasarana kerja serta metode kerja. Agar sasaran dan tujuan organisasi dapat berhasil, maka perlu memaksimalkan sumberdaya yang dimilikinya.
Sejak dimulainya era reformasi tahun 1998, Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan salah satu instansi pemerintah yang juga dituntut oleh masyarakat untuk direformasi meliputi (1) aspek struktural: mencakup perubahan kelembagaan Kepolisian dalam ketatanegaraan, organisasi, susunan dan kedudukan, (2) aspek instrumental: mencakup filosofi (visi, misi dan tujuan), Doktrin, kewenangan, kompetensi, kemampuan fungsi dan iptek, (3) aspek kultural: adalah muara dari perubahan aspek struktural dan instrumental, karena semua harus terwujud dalam bentuk kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat.
Perubahan meliputi perubahan manajerial, sistem rekruitmen, sistem pendidikan, sistem material fasilitas dan jasa, sistem anggaran, sistem operasional yang secara eksplisit dituangkan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat nomor : TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat nomor : TAP/VI/MPR/2000 tentang peran Tentara Nasional Indonesia dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia serta Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Adanya program quick win yang menuntut Polri untuk dapat lebih reaktif dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan, maka di butuhkan pemanfatan teknologi secara lebih aktif guna menunjang kinerja anggota Polri terutama satuan lalu lintas di lapangan. Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh dari pemanfaatan teknologi komunikasi terhadap kinerja anggota satuan lalu lintas, tentunya harus di miliki beberapa kriteria yang dapat di jadikan ukuran. Menurut Surya Dharma (2009:2) menyatakan bahwa ”manajemen kinerja di tujukan untuk meningkatkan aspek-aspek kinerja yang meliputi : (1) sasaran atau target yang di capai; (2) kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Indikator-indikator tersebut dapat menunjukkan seberapa besar kinerja anggota dapat di capai dengan pemanfaatan teknologi komunikasi oleh anggota satuan lalu lintas dalam melaksanakan tugas-tugas pengaturan, penjagaan dan pengawalan lalu lintas di jalan raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar